Friday, December 14, 2012

Facebook Dan Twitter Bikin Penggunanya Makin Galau


Galau
Istilah ‘galau’ saat ini menjadi istilah yang paling populer dikalangan remaja, namun tahukah Anda bahwa ternyata jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter membuat penggunanya semakin galau?
Sebuah survei yang dilakukan dikalangan pengguna teknologi menemukan bahwa lebih dari setengah dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa situs jejaring sosial mengubah perilaku mereka menjadi lebih buruk.
Seperti yang dikutip dari Telegraph, paling sering terjadi adalah jatuhnya kepercayaan diri setelah membandingkan prestasi yang dicapai dengan prestasi yang dicapai teman-teman online-nya, sehingga membuat pengguna menjadi merasa cemas, dan galau.
Lebih dari 53% responden yang berpartisipasi mengatakan bahwa munculnya situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter ini telah mengubah perilaku mereka, 51% mengatakan dampak yang ditimbulkan situs jejaring sosial adalah dampak negatif.
Penelitian ini juga menunjukan kekuatan internet yang adiktif dan membuat 55% responden merasa galau, tidak nyaman dan cemas ketika mereka tidak dapat mengakses akun Facebook atau email mereka.
Hasil survei ini juga menunjukan bahwa lebihdari setengah responden mengatakan bahwa mereka merasa galau dan tidak bisa rileks saat tidur setelah membuka siitus jejaring sosial sebelum tidur.
“Saya pikir salah satu hal utama adalah bahwa orang mulai bersikap seolah-olah teknologi memegang kendali atas diri mereka dan bukan sebaliknya. Kita yang seharusnya mengedalikan teknologi, kita juga harus dapat mematikan gadget yang kini telah banyak dari kita yang telah lupa bagaimana caranya,” kata Dr. Linda Blair, Psikilogi Klinis.
Dr. Linda Blair juga menambahkan banyak orang yang menderita kecemasan atau yang populer disebut kegalauan karena mereka gagal mengambil alih tuntutan yang diarahkan pada mereka serta ketidakmampuan untuk mengabaikan perangkat smartphone atau komputer mereka.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anada merasa semakin galau setelah membuka situs jejaring sosial?

sumber: http://sidomi.com/110072/facebook-dan-twitter-bikin-penggunanya-makin-galau/

Google+ Kalahkan Facebook Soal Kepuasan Pengguna

Google+ Facebook


Meski dari segi jumlah pengguna Google+ kalah telak dengan Facebook, namun jejaring sosial besutan Google ini telah berhasil mengalahkan Facebook dari segi kepuasan pengguna.
Sebuah indeks peringkat kepuasan pengguna terhadap layanan sosial media menempatkan jejaring sosial Google+ di urutan atas serta berhasil membukukan angka 78 dari 100 poin, skor yang sama juga diraih dengan situs ensiklopedia online, Wikipedia.
Seperti yang dikutip dari CNET kemarin (17/07/2012), Facebook hanya mampu membukukan angka 61 dari 100 poin, angka kepuasan Facebook ini menurun 7,6% dari tahun lalu yang mempu membukukan skor kepuasan pengguna 66 dari 100 poin.
Indeks peringkat kepuasan layanan sosial media yang didalamnya melibatkan situs-situs sosial media populer seperti Google+, Facebook, YouTube, Pinterest, LinkedIn dan beberapa lainnya ini dirilis oleh ACSI (American Customer Satisfaction Index).
Peringkat ini dirilis berdasarkan berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing serta keluhan dari pengguna. Berdasarkan laporan tersebut, Google+ lebih unggul karena tidak memiliki iklan tradisonal seperti yang ada di Facebook, iklan ini dinilai mengganggu bagi sebagian pengguna.

Google+ juga dinilai memberikan pengalaman mobile serta perlindungan privasi data yang lebih baik, sebaliknya pengguna Facebook mengeluhkan masalah iklan, privasi data hingga tampilan antarmuka yang sering berubah serta fitur baru yang kontroversial, Timeline.
“Facebook dan Google+ bersaing di dua front yang kritis. Pengalaman pengguna serta penetrasi ke pasar merupakan salah satu keunggulan Google+ meski saat ini Facebook masih memenangkan peperangan,” kata Larry Freed, presiden dan CEO ForeSee.
Situs sosial media lain juga mencetak angka kepuasan pengguna yang lebih tinggi dari Facebook antara lain LinkedIn, Pinterest dan Twitter. Ketiga situs sosial media ini juga mempu mengalahkan Facebook soal kepuasan pengguna.
Tampaknya jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini harus memperbaiki diri agar lebih diterima dan memuaskan pengguna.

sumber: http://sidomi.com/112300/google-kalahkan-facebook-soal-kepuasan-pengguna/

7 “Dosa” Dalam Berinteraksi Di Sosial Media



Sama seperti bersosialisasi di dunia nyata, berinteraksi di sosial media pun ada etika nya. Mungkin Anda tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang perlu untuk ditaati, atau bahkan untuk sekedar diperhatikan. Akan tetapi, jika Anda melanggarnya, selalu ada sanksi sosial yang akan Anda hadapi nantinya.
Mulai dari “dikucilkan” dari komunitas dalam keanggotaan jejaring sosial Anda, atau bahkan yang lebih ekstrim, Anda harus berurusan dengan kepolisian jika sampai melanggar UU ITE.
Akan tetapi kali ini, penulis tidak akan membahasnya jauh sampai ke ranah hukum. Hanya menyebutkan beberapa “dosa” yang cukup mengganggu, yang biasanya tanpa sadar mungkin pernah Anda lakukan selama berinteraksi di sosial media. Berikut daftarnya seperti yang dikutip dari Socialmediatoday:
1. “Menyampah”
Apakah Anda sering kali mengupdate status Anda? Dan apakah wall atau stream Anda dipenuhi dengan link, foto atau check in Foursquare terbaru Anda? Sebenarnya semua itu menunjukkan tanda bahwa Anda kecanduan sosial media. Akan tetapi yang lebih penting lagi, sama halnya dengan Anda, jika Anda pernah merasa sebal ketika “kebanjiran” kiriman status ataupun link dari beberapa teman pada wall Anda, maka hal yang sama pun akan dirasakan teman Anda yang mendapat “banjir kiriman” serupa dari Anda.
Padahal jika Anda perhatikan, mungkin banyak diantaranya tidak terlalu penting. Bahkan banyak pengguna sosial media yang saling memberi julukan “menyampah” jika memberikan komentar-komentar yang tidak terlalu penting, atau bahkan terkadang mengada-ada.
2. Mengabaikan
Jika memonopoli news feed merupakan “dosa”, sebaliknya, jika Anda mengabaikan wall pun juga bisa dikatakan “dosa”. Jika Anda terbiasa pasif, jarang atau hampir tidak pernah berinteraksi dengan mengupdate status, memberikan “like” atau komentar, komunitas Anda di jejaring sosial tidak akan mengetahui keberadaan Anda. Maka Anda pun akan terkucilkan dengan sendirinya.
3. Mencoba mencari perhatian
Ada banyak hal menarik di dunia maya. Jika Anda ingin eksis di jejaring sosial, bukan berarti Anda harus berbagi video lucu dari YouTube terus menerus, atau topik heboh lainnya tanpa henti. Sekali dua kali akan menyenangkan. Akan tetapi, jika terus menerus, hal ini akan sangat membosankan. Jadilah diri Anda sendiri. Jika Anda menyukai musik, sesekali berbagilah lagu kesenangan Anda atau video konser bintang favorit Anda. Komunitas Anda akan lebih menyukai Anda apa adanya.
4. Tidak bertanggungjawab
Jika Anda telah memposting status, berbagi link atau apapun, pastikan Anda tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Sangat mudah untuk memposting sesuatu di wall, dan hanya duduk manis dibelakang layar komputer Anda, sambil membiarkan jejaring sosial yang melakukan pekerjaannya. Banyak teman Anda yang mengharapkan interaksi dua arah dengan Anda mengenai posting maupun link yang Anda share.
5. Tidak konsisten
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, Anda harus konsisten dengan posting yang sudah Anda share dengan teman-teman Anda. Jika ada yang berkomentar, balaslah dengan semestinya, beri apresiasi terhadap perhatiannya. Semakin Anda mengapresiasi setiap komentar yang ada, dan memancingnya untuk masuk ke topik yang lebih luas, semakin menyenangkan interaksi yang akan terjadi diantara kalian. Dan pada akhirnya, semakin besar respek yang akan Anda terima dari teman-teman Anda.
6. Menutup koneksi
Beri kesempatan kepada teman-teman Anda untuk bisa berinteraksi pada beberapa jejaring sosial sekaligus. Jangan hanya terpaku pada satu jejaring sosial saja. Karena ada kalanya beberapa diantara teman Anda lebih menyukai untuk menggunakan satu situs jejaring sosial tertentu dibanding yang lain. Dan Anda sebaiknya mempermudah akses mereka untuk dapat bersosialisasi dengan Anda dari berbagai arah.
7. Berorientasi pada kuantitas
Interaksi sosial bukanlah tentang kuantitas, akan tetapi juga kualitasnya. Jika Anda memberikan posting atau berbagi link dengan teman di wall Anda, janganlan Anda terpaku pada banyaknya “like”, atau komentar yang akan Anda terima. Walaupun mungkin Anda terinspirasi dengan 50 juta like sehari yang ada di Facebook. Akan tetapi kualitas interaksi yang akan timbul itulah yang sebaiknya Anda harapkan. Karena dengan begitu, fungsi sosial media sebagai media berinteraksi baru dapat terpenuhi dengan sebenar-benarnya.
Apakah Anda pernah melakukan salah satu atau bahkan beberapa dari 7 “dosa” diatas?

sumber: http://sidomi.com/13114/7-%E2%80%9Cdosa%E2%80%9D-dalam-berinteraksi-di-sosial-media/