One of the biggest lessons time after time was to focus. Do fewer things.” -Evan Williams-As an entrepreneur you should be the best at what you do, even if it’s only in a very limited area – Jack Dorsey -I invest in stubborn entrepreneur who chase huge opportunities and hopefully several of them turn out to be right – Mike Maples, Investor awal Twitter -
Editor’s Note: Twitter adalah sebuah fenomena yang merubah culture manusia. Mari kita pelajari apa saja yang ada di pikiran trio foundernya (Jack, EV, Biz) saat mereka mendirikan Twitter. Bagaimana caranya produk Twitter bisa masuk ke mainstream ? Apa kata investor awal Twitter tentang EV ?Bagaimana filosofi mereka dalam menjalankan bisnis ? Kenapa ada yang bilang bahwa Twitter itu terlalu niche ?
Hari ini kita akan melihat lebih dekat bagaimana tiga orang yang rendah hati ini mulai menjadi entrepreneur dan membuat salah satu social media terbesar di dunia. Artikel ini berisi cerita pendiri Twitter Jack Dorsey, Biz Stone, dan Evan Williams dan 3 kunci sukses yang bisa Anda pelajari dari kesuksesan mereka.
Jack Dorsey (lahir 19 November 1976) Christopher “Biz” Stone (lahir 10 Maret 1974) dan Evan Williams (lahir 31 Maret 1972) mempunyai jalan karir yang berbeda sebelum mereka bertemu dan membuat salah satu situs sosial media terbesar di dunia Twitter. Pada tahun 2000, Dorsey memulai sebuah perusahaan online pengiriman kurir, taxi, dan pekerja darurat. Pekerjaan ini memunculkan ide untuk membuat komunikasi status secara real time.
Jiwa entrepreneur Stone sudah muncul sejak usia muda, ketika dia mendirikan sebuah tim lacrosse di SMA dan mengkoordinasikan pertandingan dengan senior setelah sekolah membatalkan pertandingan itu. Pada tahun 1999, seorang teman Stone mempresentasikan sebuah ide untuk membuat sebuah perusahaan Xanga.com yang akhirnya mereka buat bersama. Namun kurang dari satu tahun, Stone frustasi dengan arah perusahaan Xanga dan dia pindah ke Los Angeles. Di sana dia bekerja di stasiun televisi sebentar dan menulis sebuah buku dari blog pribadinya.
Williams tumbuh di daerah pertanian, tempat yang jauh dari gaya hidup teknologi tinggi yang sekarang dia jalani di mana dia menghabiskan musim panas untuk mengairi sawah. Dia mulai bekerja dari sawah milik keluarga hingga bekerja di beberapa perusahaan IT baru di Texas, tetapi akhirnya dia pindah ke Sonoma County California untuk bekerja di perusahaan publisher teknologi O’Reilly Media.
Ketiga orang ini bertemu pada saat semuanya berada di persimpangan jalan dari hidup mereka dan ternyata pada saat itulah mereka bertiga yang mempunyai pengalaman berbeda sebagai entrepreneur mulai membuat sejarah dengan Twitter. Wiliams adalah founder Blogger.com yang sukses dan dijual ke Google.

Setelah menjual Blogger, Evan Williams memulai “Odeo” sebuah perusahaan podcast, Evan mengajak temannya, ex-Googler, Biz Stone untuk join. Ketika Apple me-launch iTunes podcasting, Odeo menjadi tidak relevan di market, di saat bersamaan, tim mereka berpikir :
Kami membangunnya, melakukan banyak sekali testing untuk Odeo, tetapi kami sendiri tidak pernah menggunakannya
Di bawah ini adalah situasi dari meeting tim Odeo pada Februari 2006 yang mendiskusikan arah perusahaan, mereka menyebutnya “standing room only.”
“Standing room only. Odeo meets every morning to coordinate our deal. To keep things short, we stand up the whole time. This picture was taken in the middle of our reinvention and creation of Twitter” diambil dari http://www.flickr.com/photos/dominic/103216258/ (22 Februari 2006)
Evan Williams memutuskan bahwa masa depan Odeo bukan pada podcasting, tak lama kemudian dia meminta seluruh timnya untuk memberikan ide bagi masa depan Odeo. Mereka mulai mengadakan official Hackaton, di mana karyawan bisa menghabiskan waktu sepanjang hari untuk mengerjakan project dan mereka membaginya menjadi beberapa tim.
Sumber: http://startupbisnis.com/rahasia-sukses-bisnis-online-sejarah-dan-3-kunci-sukses-pendiri-twitter/?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter
No comments:
Post a Comment